√ ILMU EKONOMI - Pengertian, Definisi, Ruang Lingkup, dan Sejarah Ilmu Ekonomi --> -->

Advertisement

ILMU EKONOMI - Pengertian, Definisi, Ruang Lingkup, dan Sejarah Ilmu Ekonomi

Minggu, 02 Desember 2018

Ad1

Ad2

ILMU EKONOMI - Pengertian, Definisi, Ruang Lingkup, dan Sejarah Ilmu Ekonomi terlengkap

PEMUDABERSATU.COM - Istilah ilmu ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikosnamos atau oikkonomia yang memiliki sebuah arti manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. Namun, sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumber daya secara fundamental perlu diadakan efisiensi, termasuk pekerja dan produksinya maka dalam bahasa modern istilah ilmu ekonomi tersebut menunjuk terhadap prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan dengan alat-alat sesedikit mungkin. Dibawah ini akan saya jelaskan beberapa definsi ilmu ekonomi.

Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli


Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli

Ilmu ekonomi menurut para ahli adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ilmu ekonomi ini yaitu suatu kebutuhan dan pemuas kebutuhan. Kebutuhan yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang dan jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Pemuas kebutuhan memiliki ciri-ciri terbatas. Aspek yang kedua itulah yang menimbulkan masalah ekonomi, yaitu adanya suatu kenyataan yang senjang karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan lain pihak barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas. Itulah sebabnya manusia di dalam hidupnya selalu berhadapan dengan kekecewaan maupun ketidak pastian. Definisi ilmu ekonomi ini tampaknya begitu luas sehingga kita sulit memahami secara spesifik.

Pengertian ilmu ekonomi Menurut Para Ahli salah satunya yang bernama J.L.Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah tentang usaha manusia ke arah kemakmuran. Pendapat tesebut sangat realistis karena ditinjau dari aspek ekonomi dimana manusia sebagai makluk ekonomi, pada hakikatnya mengarah pada pecapaian kemakmuran. Kemakmuran menjadi tujuan sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang di tuliskan pelopor liberaslisme ekonomi yaitu Adam Smith.

Pembagian Ilmu Ekonomi


Pembagian Ilmu Ekonomi

Secara fundamental dan historis, pembagian ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yakni ilmu ekonomi positif dan ilmu ekonomi normatif.

1. Ilmu ekonomi positif 
Ilmu ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai fakta situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi.

2. Ilmu ekonomi normatif. 
Ilmu ekonomi normatif membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika.

Ilmu ekonomi positif adalah ilmu yang hanya melibatkan diri dalam suatu masalah, apakah yang terjadi. Oleh karena itu, ilmu ekonomi positif netral terhadap nilai-nilai. Yang artinya ilmu ekonomi positif bebas menilai, hanya menjelaskan, apakah harga itu dan apakah yang akan terjadi jika harga itu naik atau turun, bukan apakah harga adil atau tidak. Sedangkan Ilmu ekonomi Normatif bertentangan dengan ilmu positif, ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah, apakah yang seharusnya terjadi. Esensi dasar ilmu ekonomi adalah pertimbangan nilai. Seorang ekonom penganut etika puritan egalitarianisme, Gunnar Myrdal lebih suka menyebutnya ilmu ekonomi instittusional.

Ilmu ekonomi sebagian bagaian dari ILMU SOSIAL, tentu berkaitan dengan bidang akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, ilmu psikologi, ilmu atropologi, ilmu sosiologi, ilmu sejarah, ilmu geografi dan sebagainya.  Sebagai disiplin yang mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi didalam masyarakat. Pada dasarnya, tujuan orang mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi adalah berusaha untuk mengerti hakikat dari peristiwa-peristiwa tersebut yang selanjutnya untuk dipahaminya. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi, baik berupa hubungan kausal maupun fungsional dan untuk dapat menguasi masalah-masalah ekonomi yang dii hadapi oleh masyarakat.

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi


Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Ruang lingkup Ilmu ekonomi memiliki keterbatasan. Walaupun kita ketahui dalam ilmu ekonomi ini telah digunakan pendekatan kuantitaif matematis, tetapi pendekatan tersebut tidak dapat menghilangkan keterbatasan yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi. Ditinjau dari cakupannya atau ruang lingkup ilmu ekonomi, maka dapat dibedakan menjadi 2 (dua) buah yaitu Ilmu ekonomi makro dan Ilmu ekonomi mikro. Istilah ilmu ekonomi makro untuk pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahaun 1933, yang diterapkan pada studi mengenai hubungan antara geregatekonomi yang bersifat luas, seperti pendapatan nasional, inflasi, pengangguran agregat, neraca pembayaran.

Perlu diketahui juga bahwa pada masa sebelumnya, sasaran kebijakan ilmu ekonomi makro adalah kesempatan kerja full employment (kondisi dimana seluruh sumber daya, khususnya tenaga kerja dapat terserap sepenuhnya) dan stabilitas harga. Dalam hal ini, maka instrumen kebijakan ekonomi makro merupakan moneter dan fiskal.

Dewasa ini ilmu ekonomi telah berkembang jauh melebihi ilmu-ilmu sosial lainnya yang terbagi-bagi dalam beberapa bidang kajian, seperti ilmu ekonomi lingkungan, ilmu ekonomi evolusioner, ilmu ekonomi eksperintal, ilmu ekonomi kesehatan, ilmu ekonomi institiusional, ilmu ekonomi matematik, ilmu ekonomi sumber daya alam, ilmu ekonomi pertahanan, ilmu ekonomi sisi penawaran, ilmu ekonomi kesejahteraan, ilmu ekonomi dualistik, ilmu ekonomi informal, ilmu ekonomi campuran, ilmu ekonomi pertanian, ilmu ekonomi tingkah laku dan ilmu ekonomi pembangunan.

Sejarah Ilmu Ekonomi


Sejarah Ilmu Ekonomi

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi, menurut ilmuwan Irving Kristol, ilmu ekonomi sebagai sebuah disiplin akademis, dalam perjalanan sejarahnya. Sejarah ilmu ekonomi muncul pada abad ke 17 dan 18 sebagai suatu aspek revolusi filosofis yang menciptakan dunia modern. Dalam hal ini manusia ekonomi yang diciptakan ilmu ekonomi tampil sebagai manusia yang ingin mencapai kepuasan yang tertinggi.

Jika ditelusuri lebih jauh kisah sejarah ilmu ekonomi tentang konsep manusia ekonomi itu dapat ditelusuri dalam falsafah psikologi asosiatif, khususnya hedonisme serta falsafah utilitarianisme yang banyak pengikutnya sejak abad ke 18 dan 19. Apabila ingin ditelusuri lebih jauh lagi, maka hedonisme sudah ada sejak zaman yunani kuno, salah satu tokohnya yang terkenal adalah Epikurus (341-271 SM). Paham ini berpendapat bahwa kepuasan merupakan satu-satunya alasan dalam tindakasusila.

Sedikit sekali para ekonom kontermporer yang ingin melacak ilmunya dari peradapan Greaco_roman dan tidak banyak pula yang menonjolkan keeratan hubungan antara ilmu ekonomi dengan ilmu-ilmu lainnya seperti dengan sejarah maupun filsafat. Ditinjau sekilas secara ekologis, arti ilmu ekonomi memang cukup berhasil. Ia mampu mereproduksikan diri secara efisein. Namun kemampuannya dalam memecahkan masalah masih perlu dipertayakan. Bahkan, sejak pertengahan tahaun 1970an, para ekonom sering mempertanyakan relevansi ilmu mereka dengan kebijakan, khususnya dalam ekonomi makro yang teori-teori ilmu ekonomi masih jauh dari efektif, meskipun mereka sendiri termasuk Adam Smith dahulu - menyadari bahwa teori ilmu ekonomi tidak akan dapat memperbaiki kondisi pasar. Bagaimanapun, ilmu ekonomi akan tetap menarik karena dapat menawarkan perspektif untuk memahami apa yang terjadi di pasar.

Hampir setiap kebijakan ilmu ekonomi yang keliru selalu ditimpakan pada pemikiran intelektual yang melandasinya. Hal ini tidak selalu benar karena adakalanya kegagalan kebijakan ilmu ekonomi disebabkan oleh faktor-faktor nonekonomi ataupun yang lain. Sebaliknya kegagalan ekonomi dapat ikut menyebabkan hancurnya suatu sistem negara. Namun tentu saja pasar atau ekonomi dan langkah-langkah pembinaannya, misalnya liberalisasi, bukan satu-satunya solusi. Hal itu terbukti dengan gagalnya serangkaian reformasi ekonomi di bekas negara-negara komunis Eropa Timur. Kondisi ekonomi disetiap masyarakat terbukti tidak dapat dilepaskan dari pengalaman dan presumsi sejarah ilmu ekonomi dan ruang lingkup ilmu ekonominya.