√ Pengertian Kebenaran Ilmiah Menurut Para Ahli --> -->

Advertisement

Pengertian Kebenaran Ilmiah Menurut Para Ahli

Jumat, 30 November 2018

Ad1

Ad2


Pengertian Kebenaran Ilmiah Menurut Para Ahli dibidangnya

PEMUDABERSATU.COM - Istilah kebenaran sebetulnya memiliki rantang yang sangat luas, tergantung dari perspektif mana melihatnya. Julienne Ford dalam Paradigma and Fairy Tales (1975) mengemukakan bahwa istilah kebenaran memiliki empat arti yang berbeda yang ia simbilkan dengan T1, T2, T3 dan T4. Berikut ini  keempat arti istilah Kebenaran.

1. Kebenaran Pertama (T1).
Kebenaran pertama adalah kebenaran metafisik. Kebenaran itu tidak dapat diuji benar atau tidaknya (baik melalui justifikasi maupun falsifikasi) berdasarkan norma-norma eksterna, seperti kesesuaian dengan alam, logika deduktif atau standar-standar prilaku profesional. Kebenaran metafisik merupakan kebenaran paling mendasar dan pucak dari seluruh kebenaran ata basic, ultimate truth. Oleh karena itu, harus diterima apa adanya (taker for granted) sebagai sesuatu given. Misalnya, kebenaran iman dan doktrin-doktrin absolut agama.

2. Kebenaran Kedua (T2).
Kebenaran kedua adalah kebenaran etik, yang menunjuk pada perangkat standar moral atau profesional tentang perilaku yang pantas dilakukan, termasuk kode etik. Seseorang dikatakan benar secara etik, apabila ia berperilaku sesuai dengan standar perilaku itu sendiri. Sumber T2 dapat berasal dari T1 atau norma-norma sosial budaya suatu lingkup masyarakat atau komunitas profesi tertentu. Kebenaran ini ada yang mutlak (nmemenuhi standar etika universal) dan ada pula yang relatif.

3. Kebenaran Ketiga (T3).
Kebenaran ketiga adalah kebenaran logis. Sesuatu yang dianggap benar apabila secara logic atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telak diakui sebgai sesuatu yang benar

4. Kebenaran Keempat (T3).
Kebenaran keempat adalah kebenaran empirik, yang lazimnya dipercayai sebagai landasan pekerjaan para ilmuan dalam melakukan penelitian. Sesuatu (kepercayaan, asumsi, dalil, hipotesis dan proposis) dianggap benar apabila konsisten dengan kenyataan alam, dalam arti diverifikasi, dijustifikasi dan tahan terhadap falsifikasi atau kritik

Diantara keempat jenis kebenaran menurut Ford diatas, risalah ini lebih memusatkan perhatian pada kebenaran empirik (T4) yang disebut kebenaran ilmiah. Tentu saja tidak akan mengesampingkan kaitan kebenaran ini dengan 3(tiga) kebenaran lainnya, khususnya dengan T2 dan T3. Dalam sebuah kajian selanjutnya pada fokus perhatian diarahkan pada fakta atau realitas sosial - psikologis pendidikan sebagai suatu objek penelitian ilmiah.


Dalam konteks kebenaran ilmiah ini, yang melibatkan subjek ( manusia, dan observer dan knower) dengan objek (fakta, realitas dan known), terdapat tiga teori utama kebenaran yaitu teori kebenaran ilmiah korespondensi, teori kebenaran ilmiah koherensi dan teori kebenaran ilmiah pragmatisme.

1. Teori kebenaran ilmiah Korespondasi
Teori kebenaran ilmiah korespomdasi ini beranggapan bahwa sebuah pernyataan itu benar jika apa yang diungkapannya itu merupakan fakta, dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksional antara teori dengan realita. Motto teori ini adalah truth is fidelity to objective reality atau kebenaran itu setia atau tunduk pada relaita.

2. Teori kebenaran ilmiah Koherensi.
Teori kebenaran ilmiah koherensi yang beranggapan bahwa sesuatu dianggap benar jika terdapat koherensi atau konsistensi, dalam arti tidak terjadi kontradiktif pada saat bersamaan antara dua atau lebih logika jadi fokus kebenaran dalam teori ini adalah logika yang sangat konsisten dan secara inheren memiliki koherensi. Jadi disini kebenaran logis mendahului kebenaran empiris.

3. Teori kebenaran ilmiah Pragmatisme
Teori kebenaran ilmiah pragmatisme yang beranggapan bahwa kebenaran itu tersimbul pada aspek fungsional secara praktis. Segala sesuatu yang benar apabila memiliki asas manfaat, jadi kebenaran itu menaruh perhatian dalam praktik. Mereka memandang hidup manusia itu sebagai suatu perjuangan yang berlangsung terus-menerus, yang didalamnya terdapat konsekuensi-konsekuensi bersifat praktis.

Baca Juga Pengertian Ilmu.